Posts

Showing posts from February, 2021

Green Jobs, Peluang Kerja Generasi Muda Untuk Melestarikan Lingkungan

Image
“Ya ampun, listrik mati lagi, cucian belum selesai pula,” pagi-pagi saya sudah mengeluh karena listrik padam. Di tempat saya yang sekarang, pemadaman listrik lebih sering terjadi. Bahkan, kadang sehari bisa 3-5 kali listrik padam, melumpuhkan aktivitas saya sehari-hari. Pasalnya, jika listrik mati maka koneksi internet di rumah juga mati. Padahal, bisa dibilang internet adalah kebutuhan wajib sekarang, ketika banyak kegiatan dilakukan dari rumah, work from home , juga school from home . Saat menyusun tulisan ini pun listrik sempat padam. Di saat mengeluh karena pemadaman listrik, kadang lamunan saya terbang jauh, membayangkan jika hidup di era listrik belum merata. “Dulu, Bapak kalau belajar pakai lampu thinthir (lampu minyak),” begitu bapak pernah bercerita tentang masa kecil beliau, ketika belum kebagian listrik. Belum lagi jika mengingat bahwa sumber listrik di negara kita sekarang masih didominasi dari energi batubara, yang merupakan bahan bakar fosil. Banya...

Menuju Satu Tahun Jadi Blogger

Image
Sejak kecil aku sangat suka membaca, lebih tepatnya membaca novel atau komik. Namun, zamanku dulu, ketersediaan buku belum melimpah seperti sekarang, yang bahkan buku anak pun banyak rupanya. Dulu, jika ingin membaca buku selain buku pelajaran, aku harus ke perpustakaan atau ke persewaan buku. Orang tuaku hanya membelikan buku pelajaran. Bukan karena pelit, tetapi keadaan yang belum memungkinkan. Ketika kondisi finansial keluarga sedikit meningkat, bapak dan ibuku tidak segan membelikanku novel barang satu atau dua buah. Beruntung ketika SMP, ada seorang kawan yang mengoleksi komik dan novel teenlit. Kami, para teman sekelas, sering mengantre untuk meminjamnya. Kejadian seperti itu mungkin tidak akan ada lagi zaman sekarang. Platform dan aplikasi untuk membaca sudah sangat banyak, baik yang gratis atau berbayar. Akhir-akhir ini aku sering meminjam buku di aplikasi iPusnas . Berkat aplikasi dari pemerintah tersebut, aku sudah membaca buku ketiga di Februari ini. Kegemaran membaca terse...

Ide Kegiatan di Rumah Agar Tetap Aktif dan Update Selama Pandemi

Image
Setahun lalu, kita, masyarakat Indonesia masih bisa bikin guyonan tentang covid. “Orang Indonesia udah kebal, dikerokin, pake minyak angin, sama minum teh anget juga sembuh.” Candaan senada ini banyak berkeliaran di beranda media sosial. Saat Indonesia masih 0 kasus (yang sangat diragukan oleh WHO), sementara negara-negara lain sudah kalang-kabut. Setahun kemudian, sekarang, keadaan seperti jungkir-balik. Negara lain sudah mulai bisa mengatasi, tetapi sepertinya Indonesia mengalami endless first wave. Selama itu pula aku memutuskan untuk tidak bepergian, termasuk pulang kampung. Semua aktivitas aku lakukan di rumah.  Emang di rumah terus nggak bosan? Ada kalanya rasa bosan datang. Namun, coba kita tengok sejarah, pada masa pandemi flu Spanyol, tahun 1918 dulu. Kondisi perang, ada pandemi pula, nggak kebayang kalau itu terjadi sekarang. Teknologi yang sudah sangat canggih membuat kondisi pandemi sekarang jauh lebih mending daripada ketika flu Spanyol dulu. Setidaknya, ...

Kurangi Omelan dan Marah-marah Dengan Belajar Mengelola Emosi Sebagai Orang Tua

Image
“Umi, gini kan ceritanya? Dulu umi lihat foto abi, abi lihat foto umi, terus ketemu, terus menikah. Terus umi hamil, terus punya adek bayi. Sekarang udah besar diomelin terus. Gitu kan?” Aku yang lagi menjemur baju langsung tertawa miris mendengar ocehan si kecil yang berusia 5,5 tahun ini. Beberapa hari lalu aku menceritakan proses pertemuanku dengan abinya melalui ta’aruf, tanpa pacaran. Bukan tiba-tiba aku menceritakannya. Semua karena Khanza sudah tahu kata pacaran, tentu saja ia tahu dari teman-temannya. Sejak sering bermain dengan anak-anak sekitar, ia jadi punya banyak kosakata baru. Aku dan suami punya PR tambahan untuk memfilter kosakata baru Khanza. Pagi tadi, nggak ada angin nggak ada hujan, Khanza mengulang cerita ta’aruf yang aku ceritakan. Namun, dengan cerita tambahan, yaitu tentang kelahirannya dan mungkin isi hatinya sekarang, sering diomelin umi-abi. Ternyata, Khanza juga cerita hal tersebut ke suami.  Mendengar cerita Khanza itu, kami jadi...

Berdamai dan Menerima Kekurangan Diri Demi Menjaga Kewarasan

Image
Sepasang mata menatap layar smartphone dengan tatapan sendu, tetapi ia tak juga menghentikan jari-jarinya men- scroll media sosial. Tak butuh waktu lama untuknya mulai membandingkan diri dan menyesali diri sendiri. Kenapa orang lain bisa meraih keinginannya dengan sangat mudah? Beruntung sekali dia punya keluarga yang bahagia. Wah, cantik sekali dia. Dari pikiran-pikiran tersebut, muncullah perasaan insecure, meragukan diri sendiri, dan merasa tidak seberuntung orang lain. Ada juga yang jadi berambisi, membuat target yang tinggi. Namun, ketika hasilnya tidak sesuai ekspektasi, rasanya seperti terempas, sakitnya tuh di sini. Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Di masa di mana kita sangat mudah melihat potongan hidup orang lain, maka jalan untuk membandingkan diri semakin terbuka lebar. Menerima diri apa adanya dan berdamai dengan kekurangan diri adalah jalan untuk menjaga kewarasan. Tentang Menerima Diri Sendiri “Aku memang...

The Book of Ikigai Karya Ken Mogi, Menjalani Hidup Dengan Bermakna

Image
The Book of Ikigai (Make Life Worth Living), sebuah buku karya Ken Mogi, Ph.D. Sudah lama aku mengantre buku ini di aplikasi ipusnas. Akhirnya aku bisa meminjamnya minggu lalu, dan sudah kutamatkan dua hari lalu. Buku ini menceritakan beberapa kisah inspiratif tokoh di Jepang, tentang menemukan ikigai mereka. Di era di mana kemenangan dan pengakuan orang lain amat diagungkan, masih bisakah menjalani hidup dengan bermakna jika kita adalah orang yang biasa ? Kaum medioker, kelas menengah yang tidak punya sesuatu untuk ditonjolkan. Ternyata, menurut buku ikigai ini bisa, lho. Sebelum lanjut ke isi bukunya, berikut identitas bukunya: Judul: The Book of Ikigai: Make Life Worth Living) Penulis: Ken Mogi, Ph.D. Penerbit: Penerbit Noura (PT Mizan Publika) Penerjemah: Nuraini Mastura Tahun terbit: 2018 Baca di: iPusnas Isi “The Book of Ikigai” Ikigai berasal dari kata “iki” yang berarti hidup dan “gai” yang berarti alasan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa ikigai a...