Posts

Showing posts from June, 2020

Kemajuan Belajar Ngeblog di Pekan ke-6 Mentorship

Image
Tidak terasa sudah memasuki pekan ke-6 tahap kupu-kupu, jika menengok ke belakang banyak sekali kemajuan saya dalam belajar ngeblog. Saya masih ingat bagaimana tampilan blog saya ketika pertama kali mulai program mentorship. Template bawaan tanpa ada polesan, tata letak yang belum rapi, navigasi halaman belum oke, pokoknya seadanya banget. Beruntung saya mendapat mentor yang mau membimbing saya ke jalan yang lurus untuk memperbaiki blog saya. Kini blog saya   sudah jauh lebih baik dari waktu pertama mulai mentoring dulu. Template sudah saya ganti dengan yang lebih eye catching, navigasi halaman sudah saya atur agar terlihat jelas, tata letak halaman blog juga sudah saya atur sesuai selera saya. Semua itu adalah hasil bertanya kepada mbak mentor yang baik hati, dan tentu saja dipraktikkan. Bukan sekadar bertanya terus ya sudah, apalah artinya teori tapi tidak dikerjakan? Walaupun sudah banyak kemajuan, tapi saya tetap harus terus belajar. Setelah melalui beberapa tahapan seperti se...

Apa Harapan dari Ngeblog?

Image
Apa harapan dari ngeblog atau blogging? Sebelumnya, mari kita bahas dulu tentang harapan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) harapan berarti keinginan supaya menjadi kenyataan. Harapan ngeblog berarti suatu keinginan dalam ngeblog yang diharapkan menjadi kenyataan, bukan? Sebenarnya harapan saya dari ngeblog sudah tersirat dari nama blog saya . Ngeblog berhubungan erat dengan menulis. Dulu saya tidak terlalu percaya diri untuk menulis. Banyak kehawatiran muncul, “Bagaimana kalau nanti tulisanku ditertawakan?” “Bagaimana kalau banyak  yang tidak suka tulisanku?” dan kekhawatiran lainnya. Saya terlalu mengkhawatirkan penilaian orang lain yang bahkan belum tentu benar. Dulu saya pernah punya blog, tapi saya tidak pernah mempublikasikannya karena tidak percaya diri. Blog saya dulu jadi semacam diary online saja sehingga tidak benar-benar saya urus hingga terlupakan. Selain menulis di blog paling saya menulis status di media sosial saja. Apalagi ketika s...

Makna Dibalik Nama Serendipity dan Tujuan Ngeblog

Image
Kali ini saya akan menceritakan kelanjutan perjalanan saya membuat blog dari nol (lagi). Setelah membulatkan tekad untuk membuat blog , ada hal lain yang saya pikirkan, yaitu nama blog dan tujuan ngeblog. Saya ingin memakai  Top Level Domain (TLD) , jadi saya harus menentukan nama domain, karena jika sudah beli nama domain maka tidak bisa gonta-ganti seenak hati.  Perkara memikirkan nama domain ini saja memakan waktu berhari-hari, macam memikirkan nama anak kedua saja. Beberapa yang terpikir saat itu adalah memakai nama sendiri, tapi orang bernama Wiwit di Indonesia Raya ini sangat banyak. Lalu  terpikir juga nama ibudokter(dot)com, tapi rasanya  kok gimana gitu , lagian saya ingin menulis banyak tema, jika memakai nama itu sebaiknya khusus tentang kesehatan. Suami saya sudah berkali-kali bertanya, “Sudah dapat nama belum?” karena pak suami yang akan mengurus urusan beli domain ini, saya tinggal setor nama saja. Akhirnya saya teringat dengan kata unik ya...

Mentorship Blogging, Mengapa Harus Belajar Ngeblog?

Image
Sebelumnya saya pernah menulis tentang belajar ngeblog selama stay at home . Sebenarnya dulu saya pernah beberapa kali membuat blog tapi tidak bisa konsisten hingga mangkrak dan lupa password. Namun, dulu saya hanya sekadar nulis dan upload, tidak ada bedanya dengan buku diary. Saya tidak pernah mengotak-atik lebih dalam bagaimana caranya tampilan blog bisa cantik, tidak hanya pasrah dengan template bawaan, bagaiman cara membuat artikel yang baik, dan bagaimana membangun relasi dengan sesama blogger. Hal itu semata-mata karena saya tidak mengerti bahwa ngeblog juga ada tekniknya. Nah, demi menunjang proses belajar ngeblog, saya memilih  mentorship blogging  di kelas bunda cekatan Institut Ibu Profesional (IIP). Mentorship ini adalah program untuk belajar satu bidang dengan lebih dalam bersama orang yang sudah ahli atau berpengalaman, disebut mentor. Ada banyak mentor dengan berbagai bidang yang sangat menarik, mulai dari parenting, menulis, tahsin, tahfidz, memasak, baking, be...

Belajar Mengatur Uang Ala Ibu

Image
Jika membicarakan privilege, maka saya bukanlah salah satu yang mempunyainya. Saya tidak lahir di keluarga kaya. Bapak saya dulu bekerja sebagai karyawan PT. KAI menjadi petugas yang mengecek rel kereta api, jadi bapak berjalan menyusuri rel dan memeriksa kondisinya, pernah juga sebagai penjaga lintasan kereta api. Sedangkan ibu saya membuat kue basah bernama sagon dan menjualnya ke pasar. Ibu memulai usaha tersebut sejak saya lahir, tahun 1990 dan masih bertahan sampai sekarang. Hidup kami sangat sederhana. Dulu, saat saya masih kecil keluarga saya tidak punya TV, sehingga jika ingin menonton TV harus numpang ke tempat tetangga. Motor pertama bapak adalah motor bekas, tapi kami lebih sering menggunakan sepeda kemana-mana. Namun sepertinya dulu mah santuy saja hidup begitu, tidak ada rasa insecure atau khawatir berlebihan. Saya dan kedua kakak saya pun cukup tahu diri jika ingin meminta sesuatu. Dulu ibu saya memberi kami uang saku mingguan, entah sejak kelas berapa saya lupa. Dari ja...

Desperate Motherhood, Drama Jepang yang Memberikan Banyak Pelajaran untuk Orang Tua

Image
Desperate motherhood? Emang jadi ibu segitu desperatenya? “Anaknya kok belum bisa jalan? Dulu anakku umur segitu udah lari-lari.” “Kurus amat anaknya?” “Anaknya sekolah di mana? Oh di sekolah itu, kan itu bukan sekolah favorit.” “Enak banget ya kamu punya suami pengusaha sukses.” Beberapa kalimat di atas adalah contoh komentar untuk ibu yang bisa membuat sedih jika dimasukkan ke hati. Dulu saya pernah begitu, terlalu memikirkan komentar orang. Sekarang, saya berusaha untuk bodo amat jika ada yang komentar atau nyinyir. Tapi alhamdulillah jarang bertemu orang nyinyir. Jadi desperate atau tidaknya seorang ibu sebenarnya tergantung diri masing-masing dalam menjalani perannya. Salah satu penyebab yang membuat tidak kehidupan ibu dan istri terasa tidak membahagiakan adalah membandingkan diri dengan orang lain. Tak ada gunanya melihat rumput tetangga yang selalu lebih hijau, kecuali mau bertanya pupuknya apa. Pernahkah ibu-ibu merasa putus asa, ...

Reaktif vs Responsif dalam Menghadapi Masalah

Image
Akhir-akhir ini saya suka menyimak tulisan ataupun webinar yang bertema kesehatan mental. Mungkin wabah covid-19 sudah menguras kewarasan saya. Bagaimana tidak? Gara-gara covid saya tidak bisa mudik lebaran, tidak bisa jalan-jalan, hanya bisa di rumah bagai katak dalam tempurung, pokoknya semua gara-gara covid. Apalagi ketika membuka media sosial atau berita, ada saja kabar yang membuat sakit kepala. Saya benar-benar membutuhkan cara menjaga kewarasan . Kemarin duo psikiater favorit jagad instagram dan twitter mengadakan live di instagram. Siapakah mereka? Tidak lain dan tidak bukan adalah dr   Jiemi SpKJ dan dr Andreas SpKJ. Tema IG livenya adalah BTS (Belajar Tidak Spontan), karena itu beliau-beliau ini maunya dipanggil hyung atau oppa, mungkin berasa boyband gitu kali, hmm. Topik ini sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, karena pastinya tiap hari kita akan bereaksi terhadap sesuatu, entah itu situasi, kabar berita, komentar orang di media sosial atau perkataan seseora...

Tips Berolahraga di Era New Normal, Perlukah Pakai Masker?

Image
  Bagaimana kabarnya setelah sekitar tiga bulan stay at home ? Apakah lemah, letih, lesu, dan pucat? Jika iya, maka segera periksa ke dokter, siapa tahu Anda anemia . Pastinya sudah kangen beraktivitas di luar seperti dulu, jalan-jalan, kumpul dengan teman, dan olahraga bareng kan? Pandemi covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk olahraga. Yang dulu biasanya rajin gowes puluhan kilometer , jogging keliling kompleks, dan ngegym terpaksa harus mengganti dengan olahraga yang bisa dilakukan di rumah demi mencegah penularan. Setelah menerapkan PSBB dan mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah, akhirnya kini pemerintah mulai menerapkan new normal atau kenormalan baru di beberapa daerah. Beberapa fasilitas umum seperti mall, transportasi umum, dan sarana olahraga mulai dibuka secara bertahap.  Eits , bukan berarti bisa kongkow atau nongkrong rame-rame seperti sedia kala ya. Walaupun sudah new normal tapi jumlah kasus covid-19 terus bertambah dan belum ada t...