Jauhi Insecure dengan Mengenali Diri Sendiri

Pernah nggak sih kamu dibanding-bandingkan dengan orang lain? “Si itu aja bisa, masa kamu nggak?”

“Dia udah jadi ini itu, kamu kok gini-gini aja.

Rasanya pasti nggak nyaman, kan? Terlalu sering dibandingkan bisa menyebabkan insecure. Terkadang bukan orang lain yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang, tetapi justru kita sendirilah yang membandingkan diri dengan orang lain.

Coba kita tengok, seberapa sering merasa rendah diri dan nggak berdaya ketika melihat teman sebaya yang sudah mapan, karir cemerlang, hidup gemilang, pokoknya rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Lama-lama bisa muncul rasa insecure.

Apa Itu Insecure?

Insecure adalah perasaan tidak aman, cemas dan khawatir terhadap kemampuan diri sendiri. Seseorang dengan rasa insecure akan merasa tidak percaya diri dan meragukan diri sendiri. Sederhananya, insecure adalah rasa minder yang sudah kronis. Sebenarnya, rasa minder itu wajar terjadi. Namun, jika terjadi terus-menerus itu tidak normal dan bisa menghambat langkah kita untuk maju.

Biasanya orang yang insecure akan merasa rendah diri, selalu butuh validasi orang lain, takut mencoba hal baru, suka membandingkan diri sendiri, dan menghindari interaksi dengan orang lain. Kalau hal ini terjadi dalam jangka panjang, tentu akan mengganggu kualitas hidup.

Karena itu, jika muncul rasa minder yang kemudian menjadi insecure, kita perlu tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

Penyebab Insecure

Rasa insecure bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri maupun lingkungan. Berikut beberapa faktor penyebab insecure:

1. Pernah Mengalami Kegagalan atau Penolakan

Kata orang roda itu berputar. Hidup itu kadang di atas, kadang di bawah. Nggak selalu mujur. Ada kalanya gagal, ada kalanya berhasil. Bagaimana respon kita dalam menghadapinya, bisa mempengaruhi pola pikir.

Jika mengalami kegagalan atau penolakan direspon dengan sudut pandang negatif, maka bisa menimbulkan rasa insecure. Frasa “jangan-jangan” akan berkeliaran dalam pikiran.

“Jangan-jangan aku ditolak karena jelek.”

“Jangan-jangan aku gagal karena bodoh.”

Pikiran negatif akan memenuhi otak dan menyebabkan rasa rendah diri. Di sinilah bisa mulai muncul rasa insecure.

2. Sering Membandingkan dan Dibandingkan

Sering dibandingkan dengan orang lain bisa membuat rendah diri. Kebiasaan membandingkan tak hanya dari diri sendiri, keluarga dekat pun kerap membandingkan dengan orang lain. Mungkin niatnya untuk memotivasi, tetapi yang ada malah membuat insecure.

Selain itu, semakin mudahnya akses untuk melihat kehidupan orang lain melalui media sosial, makin mudah juga untuk membandingkan diri. Padahal apa yang ditampilkan orang di media sosial itu hanya secuil dari hidupnya. Semua yang terlihat indah itu, kita tidak tahu bagaimana di belakangnya dan perjuangannya. Karena itu, tidak seharusnya capaian orang lain yang beredar di media sosial itu menjadi tolok ukur kesuksesan.

3. Tidak Mengetahui Potensi Diri

Potensi setiap orang berbeda-beda. Apa yang orang lain bisa belum tentu kita bisa. Jika tidak mengetahui potensi diri, maka kita akan mudah terombang-ambing dan terbawa arus. Orang lain melakukan itu, kita mau ikut-ikut. Orang lain melakukan ini, kita mau ikutan juga. Pada akhirnya, malah tidak fokus dan tidak ada skill yang benar-benar dikuasai. Pada akhirnya, yang tersisa adalah rasa minder karena melihat kemajuan yang dicapai orang lain.

Mengenal Diri Sendiri agar Tidak Insecure

Jika prinsip orang adalah “Kalau orang lain bisa, aku juga bisa”, maka prinsipku sekarang adalah “Kalau orang lain bisa, kenapa harus aku?”

Sebagai seseorang dengan perjalanan hidup yang bisa dibilang melenceng jauh dari teman-teman seangkatan, ada kalanya aku merasa insecure. Sebagian besar teman seangkatan menempuh jalur yang linier. Lulus kuliah lanjut kerja jadi dokter umum, lalu sekolah lagi, baik S2 atau PPDS.

Sedangkan aku kadang kerja, kadang full jadi ibu rumah tangga, sekarang malah nyambi jadi blogger dan content writer. Kalau kata netizen, sungguh di luar prediksi BMKG, di luar nurul dan tak habis fikri.

Saat rasa insecure melanda aku kembali pada prinsip “Kalau dia bisa kenapa harus aku?” Ini berlaku untuk hal yang memang bukan menjadi tujuanku. Dengan begitu aku bisa kembali fokus dan nggak insecure lagi.

Nggak semua hal yang orang lain bisa lakukan maka kita harus bisa juga. Karena itu, kita perlu mengetahui apa yang kita ingin kita lakukan dalam hidup. Kita perlu mengenal diri sendiri.

Perjalanan dalam mengenal diri sendiri mungkin akan panjang dan berkelok. Ibarat berada di rumah makan yang kita tidak tahu sama sekali menunya. Satu yang kita tahu, tujuan kita makan adalah agar tidak kelaparan dan untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh.

Kita perlu mencoba satu persatu mana menu yang cocok untuk kita. Makanan yang cocok di lidah orang lain, bisa jadi tidak sesuai dengan selera kita. Jadi, nggak perlu memaksakan diri untuk menyantap menu yang tidak kita suka.

Begitu juga dalam mengenal diri. Kita perlu menentukan tujuan hidup kita terlebih dahulu. Lalu tentukan langkah-langkah untuk mencapainya. Pahami apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri. Kita perlu memahami kelebihan diri agar bisa mengembangkan potensi diri.

Sedangkan mengetahui kelemahan diri bukan untuk menjatuhkan diri, tetapi menjadi batasan apakah kita akan menerimanya sebagai kelemahan atau berusaha untuk mengubahnya menjadi suatu potensi.

Jika sudah mengetahui potensi dan mengenal diri sendiri, maka kita bisa say goodbye kepada rasa insecure.

Teman-teman adakah yang masih sering merasa insecure? Yuk mulai belajar mengenali diri sendiri. Aku pun sampai sekarang juga masih terus berusaha. Semangat!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Pindah Memilih untuk Berpartisipasi Dalam Pemilu

Membangun Legacy dengan Menulis

Hadapi Penolakan dengan Legowo