Posts

Showing posts from January, 2024

Pindah Memilih untuk Berpartisipasi Dalam Pemilu

Sebenarnya saya sudah apatis dengan politik , termasuk pemilu kali ini, setelah melihat dinamika politik yang terjadi lima tahun ke belakang. Pemilu 2019 menyebabkan polarisasi masyarakat menjadi dua kubu hingga muncul sebutan cebong dan kampret.  Plot twistnya adalah tokoh yang didukung oleh “kampret” ini malah bergabung bersama kabinet yang didukung para “cebong”. Rakyat yang di bawah sudah gontok-gontokkan, saling serang, dan caci maki mendukung masing-masing junjungan. Ujung-ujungnya setelah mendapat kekuasaan keduanya malah bersalaman dan berdiri berdampingan. Bahkan sekarang keduanya makin erat menjalin hubungan politik dalam pemilu presiden. Tak peduli walau harus mengobrak-abrik aturan negara. Jika dilihat, tak ada yang benar-benar kawan dan lawan dalam politik, semua hanya demi kepentingan. Pemilu yang disebut sebagai pesta rakyat dan pesta demokrasi malah berujung jadi perang rakyat. Karena hal itu, saya sudah bodo amat dengan pemilu. Golput sajalah. Toh bisa saja nanti ketig...

Hadapi Penolakan dengan Legowo

Pepatah lama mengatakan “Cinta ditolak dukun bertindak.” Apakah setiap penolakan harus direspon dengan melibatkan dukun? Jika begitu bayangkan betapa sibuknya dukun di seluruh dunia! Setiap hari, pasti ada penolakan yang dialami seseorang. Ditolak saat melamar kerja, lamaran nikah tidak diterima pasangan atau tidak direstui calon mertua, tulisan ditolak penerbit, masakan dilepeh anak, dan masih banyak lagi jenis penolakan yang terjadi setiap harinya. Penolakan yang belum lama ini saya alami adalah ditolak saat apply jadi freelance content writer di salah satu media dan di situs freelancer . Bukan ditolak mentah-mentah sih, lebih tepatnya di-ghosting tanpa kabar. Karena sudah berminggu-minggu tidak ada kejelasan, saya anggap saja itu ditolak. Bagaimana rasanya ditolak? Awalnya tentu saja sakit! Tapi lama-lama jadi biasa saja. Sudah beberapa kali saya nge-bid di situs freelancer luar negeri, tapi belum ada yang tembus. Beberapa kali pula tulisan yang saya kirim ke media online ditol...

Membangun Legacy dengan Menulis

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah” – Pramoedya Ananta Toer Dulu saya bergabung dengan grup WA para ibu yang ingin belajar menulis di kelas bunda produktif Ibu Profesional. Saat sedang sesi perkenalan, salah satu member bilang ke saya “Mbak, saya sering lho baca tulisan mbak di IDN TIMES.” Wah, nggak nyangka ketemu pembaca tulisan saya. Rasanya senang dan bangga, ternyata tulisan saya ada yang baca, hehe. Dulu sebelum punya blog sendiri, saya suka menulis di IDN TIMES . Selain bisa menyalurkan hobi dan pengetahuan, bisa dapat cuan juga, lumayan buat jajan. Di era teknologi seperti sekarang, media untuk menulis semakin beragam, mulai dari buku, blog, dan platform media daring. Jika belum bisa menulis buku sendiri, bisa nulis ramai-ramai jadi buku antologi. Kalau ingin menulis suka-suka bisa membuat blog sendiri. Media daring pun sudah banyak yang menerima tulisan dari umum seperti IDN TIMES, kompasian...

Jauhi Insecure dengan Mengenali Diri Sendiri

Pernah nggak sih kamu dibanding-bandingkan dengan orang lain? “Si itu aja bisa, masa kamu nggak?” “Dia udah jadi ini itu, kamu kok gini-gini aja. Rasanya pasti nggak nyaman, kan? Terlalu sering dibandingkan bisa menyebabkan insecure . Terkadang bukan orang lain yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang, tetapi justru kita sendirilah yang membandingkan diri dengan orang lain. Coba kita tengok, seberapa sering merasa rendah diri dan nggak berdaya ketika melihat teman sebaya yang sudah mapan, karir cemerlang, hidup gemilang, pokoknya rumput tetangga selalu tampak lebih hijau. Lama-lama bisa muncul rasa insecure. Apa Itu Insecure? Insecure adalah perasaan tidak aman, cemas dan khawatir terhadap kemampuan diri sendiri. Seseorang dengan rasa insecure akan merasa tidak percaya diri dan meragukan diri sendiri. Sederhananya, insecure adalah rasa minder yang sudah kronis. Sebenarnya, rasa minder itu wajar terjadi. Namun, jika terjadi terus-menerus itu tidak normal dan bisa menghambat ...

Cara Menghadapi Kenyataan yang Tidak Sesuai Harapan

Menyambut tahun baru biasanya diawali dengan membuat berbagai resolusi . New year new me, begitu katanya. Apa kabar resolusi tahun sebelumnya? Rasanya tahun 2023 berlalu begitu cepat. Hidup bagaikan naik roaller coaster, benar-benar jungkir-balik dalam sekejap waktu. Jika kuingat-ingat, sepertinya tahun lalu aku nggak membuat resolusi apa-apa. Hidup mengalir begitu saja. Apa gara-gara itu sekarang rasanya seperti terjebak di dasar paling dalam? Bukankah air mengalir ke tempat yang lebih rendah? Ah, sudahlah, mari sebut saja ini sebagai takdir. Berawal dari tiba-tiba pindah ke Jakarta setelah 8 tahun tinggal di Riau. Lalu pusing mencari tempat tinggal. Ternyata tempat tinggal di Jakarta itu mahal, ya. Sesuai banget sama novel Home Sweet Loan karya Almira Bastari. Setelah mencoba hidup di ibukota, sepertinya aku nggak berjodoh sama Jakarta. Tahun 2023 itu benar-benar banyak harapan yang tidak menjadi kenyataan. Entah kemana perginya doa-doaku itu, kok banyak yang nggak terkabul. Bukanka...

Menuju 10.000 Jam Terbang dengan Progress Kecil

Image
Konon kalau kita ingin menjadi ahli dalam suatu bidang, maka kita perlu menekuninya selama 10.000 jam. Saya mengenal konsep ini ketika mengikuti kelas bunda cekatan di komunitas Ibu Profesional . Ternyata, konsep 10.000 jam terbang ini dikenalkan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul “Outliers”. Sebenarnya saya nggak tahu kesahihan di balik teori ini. Apakah benar-benar harus menempa diri selama 10.000 jam terbang dulu untuk menjadi ahli dalam suatu bidang? Namun, saya setuju bahwa menjadi ahli atau profesional itu butuh ditempa, nggak ujug-ujug. Butuh ketekunan dan kerja keras untuk berhasil. Bahkan seseorang yang “berbakat” pun butuh berlatih agar menjadi profesional.  Kembali ke teori 10.000 jam terbang, misalkan ingin ahli dalam bidang menulis, memasak, baking, menggambar, dll maka kita perlu terus mengasah kemampuan tersebut sampai mencapai 10.000 jam. Mari kita hitung bersama-sama, ambil contoh kita ingin jago menulis. Jika mengalokasikan waktu selama satu jam setiap ...